oleh Putri Aulia Wardah dan Nurapiska Dwi Ningsih
Citorek mempunyai pemandangan alam yang
mengagumkan. Maklum, letaknya berada tepat di kaki gunung. Ada hal yang menarik
perhatian saya ketika pertama kali ke sini; rumah panggung. Ya, rumah yang
beratapkan daun kelapa, dinding bilik, beralaskan papan, juga kamar mandi yang
masih berupa sumur. Tentunya, bentuk rumah ini sudah tidak bisa kami jumpai di
perkotaan.
Bertani adalah mata pencaharian utama
masyarakat Citorek. Hampir semua rumah di sana mempunyai lumbung padi. Jadi,
jangan heran jika tidak ada yang menjual nasi. Paling, hanya lauk-pauknya saja
yang dijual. Namun ternyata, ada juga rumah yang sudah menjelma menjadi rumah
modern. Rumah yang beratap genteng, beralaskan keramik. Di dalamnya ada
barang-barang elektronik, seperti televisi. Bahkan, motor dan mobil terparkir
manis di halaman rumah mereka. Kok bisa,
ya?
Ternyata selain bertani, masyarakat
Citorek juga menambang emas. Mereka
percaya bahwa emas adalah barang gaib, yang bisa datang secara tiba-tiba atas
kehendak-Nya. Sssstt, kalau mujur,
mereka bisa mendapatkan Rp50 juta dalam sehari!
Gulundung: alat pengolahan batu
emas.
Foto:net.
Foto:net.
Hahahahaha mistis selalu....
BalasHapus