Totto Chan dianggap nakal. Selama
pelajaran berlangsung, Totto Chan sering duduk di dekat jendela untuk menunggu
pemusik jalanan datang dan meminta mereka bernyanyi. Alhasil, kelas menjadi
ramai karenanya. Totto Chan juga pernah duduk di dekat jendela, hanya untuk
berbicara dengan sepasang burung walet yang sedang membuat sarang di bawah
atap. Lagi-lagi, Totto Chan membuat gaduh saat pelajaran berlangsung.
Gurunya tak tahan lagi dengan ulah
Totto Chan. Akhirnya, Totto Chan dikeluarkan dari sekolah, saat usianya baru 7
tahun. Beruntung, masa depan Totto Chan terselamatkan karena ia dipindahkan ke
Tomoe Gakuen oleh ibunya. Di sinilah Totto Chan bertemu dengan Sosaku
Kobayashi, Kepala Sekolah Tomoe, yang mengajarkannya banyak hal.
Buku ini merupakan memoar dari
penulis Jepang ternama, Tetsuko Kuronayagi. Gaya bahasanya yang lugas membuat
buku ini bisa dibaca oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Menariknya, tidak ada
satu bagian pun yang ia rekayasa dalam buku ini, semuanya nyata dari
kenangannya di masa kecil.
”Untuk mengenang Sosaku Kobayashi”
begitulah yang tertulis di halaman persembahan buku ini. Ia begitu merasa
beruntung dapat mengenal sosok Kobayashi di masa kecilnya. Tidak pernah terbayang
di benaknya, jika ia tidak bertemu dengan Kobayashi. Ia mungkin akan dicap
sebagai “anak nakal” dan tumbuh tanpa rasa percaya diri seumur hidupnya.
Tomoe begitu istimewa. Tidak hanya
untuk Totto Chan, tapi juga bagi seluruh murid Tomoe. Kobayashi menerapkan
pelajaran yang bebas dan mandiri. Murid-murid bebas memulai hari dengan
mempelajari sesuatu yang paling mereka suka. Entah itu dimulai dengan belajar
bahasa Jepang, berhitung, mengarang, atau melakukan percobaan fisika. Murid juga
bebas berkonsultasi dengan guru kapan saja dia merasa perlu.
“Sekolah kereta”, begitulah Totto Chan
menyebutnya. Sebab, ruang kelas di sini terdiri atas enam gerbong kereta yang
sudah tidak lagi terpakai. Ia suka sekolah ini sejak kali pertama ia
melihatnya. Tapi ternyata, alasan sebenarnya adalah karena ia bisa bebas
menjadi dirinya sendiri di sini; Tomoe Gakuen.
Buku ini membuktikan bahwa tidak ada “anak
nakal” di dunia ini. Seperti yang dituliskan Tetsuko dalam buku ini, Kobayashi
mengatakan bahwa semua anak terlahir berwatak baik yang dengan mudah bisa rusak
karena lingkungan mereka atau karena pengaruh buruk orang dewasa.
Dan, begitulah Kobayashi; berusaha menemukan
watak baik setiap anak dan mengembangkannya agar anak-anak tumbuh menjadi orang
dewasa dengan kepribadian yang khas, seperti Totto Chan. (ita)
Lihat tokoh Totto Chan seperti melihat perilaku mhs Sastra Indonesia, yang kreatif dan imajiner serta agak2 aneh, hehehehe XD
BalasHapus